Senin, 16 Mei 2016

Learning Trip ke PPIPTEK : Sarana Mengoptimalkan tumbuh kembang anak

Semua teori yang saya pelajari sejak duduk dibangku pertama perkuliahan tak ada satupun yang gak kepake & tidak diaplikasikan untuk peran saya sebagai istri dan ibu.

Saya mulai menikmati bab/mata kuliah terkait dengan Psikologi perkembangan (life span development), Pemasaran dan Bisnis juga akuntansi. Bukan berarti pada mata kuliah/bab yang lain saya tidak tertarik hanya kurang menikmati.

Begitu menikah, memiliki anak, menjadi istri, menjadi ibu adalah bentuk ikhtiar saya untuk memberi yang terbaik bagi mereka (anak-anak dan suami) dengan minimnya ilmu yang saya dapatkan.

Saya tidak ingin melewati tiap rekaman jejak tumbuh dan kembang anak-anak ditiap fasenya.  Saya mulai rajin membuat raport anak-anak tersendiri mulai dari fase kehamilan mereka hingga saat ini. saya rangkum ceritanya pada blog pribadi. Setiap anak spesial yang memiliki bermacam-macam kecerdasan, tetapi dengan kadar pengembangan yang berbeda.

Khansa dan Kaisah, 2 putri kembar kami serupa tapi tak sama. Dalam diri mereka memiliki kecerdasan berbeda yang harus terus saya gali, saya asah agar berkembang secara optimal sesuai harapan dengan pendekatan yang baik dalam pengasuhannya tentu dibantu suami sebagai patner saya. Karena mendidik itu bukan hanya cerita saya bersama anak-anak saja.

Misalnya, Kaisah sang adik.
merasa mudah dan percaya diri mengekspresikan diri secara lisan (untuk tulisan belum). Dia pintar dalam berkomunikasi dan pintar dalam menceritakan mengenai sesuatu hal/kejadian yang menyenangkan dan tidak menyenangkan secara runut setiap kejadiannya. cenderung berusaha untuk bertanya dan mencari jawaban atas hal yang kurang dipahaminya tersebut. Lantas kecerdasan apa yang Kaisah miliki dalam hal ini?

Ia juga tertarik dengan kemajuan teknologi dan gemar melakukan percobaan untuk melihat cara kerja sesuatu hal, baik dengan stimulus ataupun tidak. Dirumah apapun jadi percobaannya. Rumah berantakan karena eksperimen Kaisah gak apa-apa. Sebagai ibu saya hanya menstimulus, mengarahkan,mengakomodasi, memberi informasi untuk segala eksperimen Kaisah. Rumah berantakan ayoo nak mari kita bereskan bersama.

Sampai hal ini, kecerdasan apa yang harus saya optimalkan untuk Sang Adik?

Kaisah, Sang Adik dari kecil sudah terlihat senang bercerita, mampu berbicara dan menyusun kalimat dengan tertata pada usia 13 bulan. maka dia memiliki kecerdasan linguistik. Dia cenderung lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan dan verbalisasi. Sedangkan ketertarikannya pada percobaan karena ia memiliki kecerdasan logic-matematika.

Dari 2 kecerdasan yang dominan dalam diri Kaisah saya melakukan pendekatan dengan membelikannya buku cerita, mengajaknya hafalan juz 'amma bersama saya ucapkan lebih dahulu diikuti kaisah, menceritakan kisah, mengajaknya bermain puzzle, membelikannya lego, memberinya teka-teki yang mampu ia pecahkan lewat tulisan. Saya selalu memberinya ruang agar ia nyaman bercerita, mendengarkan gagasannya (untuk hal yang ia suka dan tidak suka). Termasuk mengajaknya Learning Trip ke beberapa tempat yang bisa dia eksplorasi dan kegiatan menjelajahi dia sangat suka.

Benar saja. Selama di Pusat Peraga IPTEK TMII  yang terdiri dari 3 lantai ini semua wahana, arena teknologi dan sains dia coba & jelajahi. Padahal yang ada disana untuk usia SD 😃😄 Banyak bertanya kenapa bisa begini dan begitu dengan urutan yang logis (masuk akal) menurut pandangannya. Keingintauan yang besar mengenai nama semua alat teknologi dan sains yang ada disana diusia Kaisah belum genap 4 tahun. Puas sudah dia jelahahi.



Sebagai ibu, mau gak mau juga memberi ruang saya untuk baca dan melek informasi teknologi dan sains disaat kondisi saya tidak cukup fit agak teler, pusing, masih mabok karena kehamilan muda. Fine its oke no problem. Anak-anak yang mengalirkan energi dasyat hingga saya mampu bersama mereka menuntaskan misi eksplorasi ini 😍😚😚

Itu cerita mengenai sang Adik. Bagaimana dengan Si Kakak?

Khansa, Si Kakak.
Tentu memiliki kecerdasan berbeda dari adiknya (bersambung)
Semua teori yang saya pelajari sejak duduk dibangku pertama perkuliahan tak ada satupun yang gak kepake & tidak diaplikasikan untuk peran saya sebagai istri dan ibu.

Saya mulai menikmati bab/mata kuliah terkait dengan Psikologi perkembangan (life span development), Pemasaran dan Bisnis juga akuntansi. Bukan berarti pada mata kuliah/bab yang lain saya tidak tertarik hanya kurang menikmati.

Begitu menikah, memiliki anak, menjadi istri, menjadi ibu adalah bentuk ikhtiar saya untuk memberi yang terbaik bagi mereka (anak-anak dan suami) dengan minimnya ilmu yang saya dapatkan.

Saya tidak ingin melewati tiap rekaman jejak tumbuh dan kembang anak-anak ditiap fasenya.  Saya mulai rajin membuat raport anak-anak tersendiri mulai dari fase kehamilan mereka hingga saat ini. saya rangkum ceritanya pada blog pribadi. Setiap anak spesial yang memiliki bermacam-macam kecerdasan, tetapi dengan kadar pengembangan yang berbeda.

Khansa dan Kaisah, 2 putri kembar kami serupa tapi tak sama. Dalam diri mereka memiliki kecerdasan berbeda yang harus terus saya gali, saya asah agar berkembang secara optimal sesuai harapan dengan pendekatan yang baik dalam pengasuhannya tentu dibantu suami sebagai patner saya. Karena mendidik itu bukan hanya cerita saya bersama anak-anak saja.

Misalnya, Kaisah sang adik.
merasa mudah dan percaya diri mengekspresikan diri secara lisan (untuk tulisan belum). Dia pintar dalam berkomunikasi dan pintar dalam menceritakan mengenai sesuatu hal/kejadian yang menyenangkan dan tidak menyenangkan secara runut setiap kejadiannya. cenderung berusaha untuk bertanya dan mencari jawaban atas hal yang kurang dipahaminya tersebut. Lantas kecerdasan apa yang Kaisah miliki dalam hal ini?

Ia juga tertarik dengan kemajuan teknologi dan gemar melakukan percobaan untuk melihat cara kerja sesuatu hal, baik dengan stimulus ataupun tidak. Dirumah apapun jadi percobaannya. Rumah berantakan karena eksperimen Kaisah gak apa-apa. Sebagai ibu saya hanya menstimulus, mengarahkan,mengakomodasi, memberi informasi untuk segala eksperimen Kaisah. Rumah berantakan ayoo nak mari kita bereskan bersama.

Sampai hal ini, kecerdasan apa yang harus saya optimalkan untuk Sang Adik?

Kaisah, Sang Adik dari kecil sudah terlihat senang bercerita, mampu berbicara dan menyusun kalimat dengan tertata pada usia 13 bulan. maka dia memiliki kecerdasan linguistik. Dia cenderung lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan dan verbalisasi. Sedangkan ketertarikannya pada percobaan karena ia memiliki kecerdasan logic-matematika.

Dari 2 kecerdasan yang dominan dalam diri Kaisah saya melakukan pendekatan dengan membelikannya buku cerita, mengajaknya hafalan juz 'amma bersama saya ucapkan lebih dahulu diikuti kaisah, menceritakan kisah, mengajaknya bermain puzzle, membelikannya lego, memberinya teka-teki yang mampu ia pecahkan lewat tulisan. Saya selalu memberinya ruang agar ia nyaman bercerita, mendengarkan gagasannya (untuk hal yang ia suka dan tidak suka). Termasuk mengajaknya Learning Trip ke beberapa tempat yang bisa dia eksplorasi dan kegiatan menjelajahi dia sangat suka.

Benar saja. Selama di Pusat Peraga IPTEK TMII  yang terdiri dari 3 lantai ini semua wahana, arena teknologi dan sains dia coba & jelajahi. Padahal yang ada disana untuk usia SD 😃😄 Banyak bertanya kenapa bisa begini dan begitu dengan urutan yang logis (masuk akal) menurut pandangannya. Keingintauan yang besar mengenai nama semua alat teknologi dan sains yang ada disana diusia Kaisah belum genap 4 tahun. Puas sudah dia jelahahi.



Sebagai ibu, mau gak mau juga memberi ruang saya untuk baca dan melek informasi teknologi dan sains disaat kondisi saya tidak cukup fit agak teler, pusing, masih mabok karena kehamilan muda. Fine its oke no problem. Anak-anak yang mengalirkan energi dasyat hingga saya mampu bersama mereka menuntaskan misi eksplorasi ini 😍😚😚

Itu cerita mengenai sang Adik. Bagaimana dengan Si Kakak?

Khansa, Si Kakak.
Tentu memiliki kecerdasan berbeda dari adiknya (bersambung)

Followers

Republika Online

dakwatuna.com

 
Catatan Bunda Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template